Fowl cholera, bukanlah sebuah kata asing di telinga kita semua. Fowl cholera merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya radang pada muka, jengger dan pial. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan sebutan kolera unggas atau avian pasteurelosis. Penyakit ini masih sering dijumpai di lapangan. Dari penanganan kasus di lapangan menyebutkan bahwa fowl cholera menempati peringkat 10 besar penyakit pada unggas. Fowl cholera biasanya ditandai dengan adanya morbiditas dan mortalitas berkisar 0-20%, sehingga penyakit ini cukup menyita perhatian para peternak. Sebenarnya apakah fowl cholera itu dan bagaimanakah penanganannya?
Fowl cholera disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang merupakan bakteri gram ( - ), berbentuk ovoid, tidak membentuk spora, menunjukkan struktur bipoler serta kadang-kadang membentuk kapsul yang mengelilingi organisme tersebut. Kemampuan P. multocida sangat tergantung pada kapsul yang megelilingi organisme tersebut. Jika kapsul itu hilang maka kemampuan virulensinya juga akan menurun. P. multocida bersifat fakultatif anaerob pada suhu 35-37oC.
Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit fowl cholera antara lain menurunnya produksi telur, morbiditas dan mortalitas meningkat, peningkatan biaya pengobatan serta peningkatan FCR. Untuk menghindari kerugian yang lebih banyak lagi, maka diagnosa yang cepat dan tepat sangat diperlukan sekali oleh para praktisi lapangan.
Untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri P. multocida juga dapat dilakukan dengan rolling (pergantian) antibiotik. Rolling antibiotik sebaiknya dilakukan setiap 3-4 periode pemberian. Rolling obat kolera ini tidak dimaksudkan pergantian merk obat yang digunakan, namun lebih kearah pergantian golongan antibiotik dalam obat. Contoh rolling pemberian antibiotik untuk mengatasi kasus kolera tertera pada tabel 3. Hal yang perlu kita cermati ialah rolling antibiotik ini tidak hanya dilakukan untuk menggantikan golongan antibiotik yang lama dengan antibiotik golongan terbaru, namun juga berlaku untuk sebaliknya. Mungkin saat ini golongan antibiotik yang banyak digunakan dan dipercaya ialah dari golongan floroquinolon. Namun jika terjadi resistensi pada golongan antibiotik ini bisa diganti (di-rolling) dengan antibiotik golongan lainnya, seperti golongan tetrasiklin.
Namun secara umum, pengobatan yang diberikan oleh peternak bebek di pulau sumatera adalah sebagai berikut :
- pemberian golongan antibiotik seperti Colamox 200, Mycobact, dll
- pemberian herbavit plus sebagai tambahan antibiotik pendukung, vitamin, dan probiotik yang menunjang terbentuknya immunitas pada itik
- penyemprotan kandang dengan jenis desinfektan yang berbeda golongan setiap saat (saat libur kandang, atau kasus penyakit)
Untuk informasi obat-obatan produk PT. Sanbe terlengkap di pulau sumatera dapat anda peroleh di Maju Bersama PS, Sei Rampah, Sumut. Silahkan anda search sendiri kontaknya di gooooooooogle..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar