Selasa, 17 Mei 2016

MEMANFAATKAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMUT UNTUK BETERNAK BEBEK

Memanfaatkan lahan pertanian sawah seusai panen dengan beternak bebek, sangat membantu peningkatan pendapatan petani. Dengan waktu yang singkat menunggu musim tanam lahan baru, peternak bebek mampu memberi penambahan penghasilan berlimpah.
"Tradisi petani di sini, setelah panen dilakukan, ada kesempatan lahan persawahan dikosongkan. Lamanya ada sekitar dua bulan. Kesempatan itu kami lakukan beternak bebek," kata salah seorang peternak bebek, Maruli Siahaan, di Desa Sibolahotang Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu (1/12).

Dia mengatakan, beternak musiman itu dilakukan untuk menambah pendapatannya dengan mengharapkan bebek tersebut bisa bertelur. "Sebelum sawah dipanen satu minggu, saya sudah memesan bebek. Dan bebek yang kita pesan adalah bebek petelur, jadi begitu kita ternakin paling lama seminggu bebeknya harus bisa berproduksi atau bertelur," ungkap Maruli.

Untuk waktu singkat tersebut, dia memelihara bebek sebanyak 250 ekor, di mana bebek petelur 225 ekor ditambah pejantan 25 ekor. Maruli mengharapkan dengan jumlah tersebut dapat menambah penghasilan terhadap keluarganya. Dan beberapa mulai dikembangkan mulai dari bibit yang didatangkan dari Sei Rampah, toko pakan ternak Maju Bersama PS.

"Biasanya, dari 225 bebek petelur sehari dapat menghasilkan telur minimal 200 butir, harganya Rp 1.300 per butir, itu saya paksakan untuk dapat saya pelihara selama 50 hari," sebutnya. Untuk makanan, sebutnya, hanya mengharapkan apa yang tersisa di sawah tersebut, seperti cacing, siput dan padi sisa panen juga plankton dari air yang dialirkan ke sawah.

Namun melakoni usaha tersebut, tidak segampang yang diharapkan. Maruli mengatakan, untuk memastikan usaha tetap eksis, harus siap menghadapi ancaman alam dan faktor lainnya. Untuk menjaga bebek, dia tidur di tengah persawahan.

"Saya harus tetap melakukan penjagaan selama 24 jam. Selain hujan, saya juga harus menjaga serangan dari binatang seperti kucing, anjing dan ular," sebut Maruli sembari mengatakan, bila bebek tersebut kaget dan capek akan bermasalah dengan produksi telur.

Menanggapi inisiatif Maruli, Kadis Koperindag Tobasa Jonny Hutajulu menyambut positif. Dia mengatakan selain mampu meningkatkan taraf hidup petani, beternak bebek juga telah mampu memenuhi sebahagian kebutuhan telur di Kabupaten Tobasa.

"Kebutuhan telur di Tobasa kebanyakan masih didatangkan dari Pematangsiantar dan Tebingtinggi. Bila ada ternak bebek, tentunya sangat bagus karena juga bisa mendukung persediaan telur," kata Jonny. Dia berharap agar apa yang dilakukan Maruli, diikuti petani lainnya.(ck 11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar