Dipusatkan di Desa Tanjung Alam Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan, 6
kelompok tani yang tergabung dalam UP-FMA Desa Aek Sonsongan, Simpang
Empat, Rawang Pasar IV, Meranti, Serdang dan UP-FMA Desa Tanjung Alam
sendiri dengan tekun mengikuti kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas
Penelitian dan Pengkajian sejak tanggal 21 hingga 25 Maret 2011.
Kegiatan ini difasilitasi oleh BPTP Sumatera Utara bekerjasama dengan
Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Asahan dalam
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian
(P3TIP/FEATI) tahun 2011. Untuk kegiatan ini BPTP mengundang 3 orang
narasumber yakni peneliti dari Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor
dengan topik pembelajaran “Teknologi Itik Hibrida. Selain petani,
turut hadir juga sejumlah penyuluh pertanian lapangan dari beberapa
desa.
Penetapan teknologi yang dibahas adalah berdasarkan pada
proposal dari ke enam UP-FMA yang sudah mendapat dana pembelajaran dari
Bank Dunia melalui Program P3TIP/FEATI tahun 2010. Tidak hanya sebatas
karena proposal yang diajukan oleh ke enam UP-FMA tersebut, namun juga
atas kebutuhan yang sangat diinginkan oleh para petani. Oleh karena itu
selama kegiatan berlangsung antusiasme dan respon peserta sangat tinggi.
Hal ini terlihat dari semangat para peserta yang mau menempuh
perjalanan dari kampung halamannya ke lokasi kegiatan hingga mencapai
puluhan kilometer mengendarai sepedamotor. Padahal jika dilihat dari
usia para peserta hampir 30 % sudah berusia lanjut.
Sesuai
dengan tujuan dari kegiatan ini, baik pengetahuan maupun keterampilan
para peserta dalam melakukan Inseminasi Buatan antara Entok dan Itik
yang nantinya akan melahirkan itik hibrida “Serati” serta pemahaman
tentang teknologi penyusunan pakan itik secara nyata meningkat bahkan
dapat dikatakan petani menjadi terampil. Hal ini tentu saja didukung
karena penyampaian materi oleh para peneliti yaitu : Bapak Dr. Argono,
Dr. Pius Ketaren dan Bapak Sugeng Widodo dari Balitnak Ciawi – Bogor
sangat sistematis dan mudah dicerna oleh para peserta. Inilah gambaran
sebuah proses alih teknologi yang sangat efektif dengan rantai alih
teknologi yang sudah semakin pendek antara penghasil teknologi dan
pengguna teknologi, serta antara kebutuhan dan ketersediaan. Terkait
dengan hal ini, tantangan bagi petani adalah bagaimana petani mampu
melakukan rencana tindak lanjut dalam usahatani mereka agar supaya
pendapatan dapat meningkat. Untuk itu bimbingan dari penyuluh pertanian
di lapangan mutlak diperlukan guna terciptanya peternak yang
profesional, tegas Kepala BPTP Sumatera Utara (Dr. Didik Harnowo, MSc.)
dalam memberikan bimbingan pada acara pembukaan workshop. (SS/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar